top of page

Profil Tambak Lorok

  • kel1btekkom2017
  • May 26, 2017
  • 3 min read

PROFIL WILAYAH

Kampung Tambak Lorok terletak di wilayah Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Tambak Lorok merupakan salah satu di antara kampung-kampung daerah pantai di Kota Semarang yang terletak di tepi kali Banjir Kanal Timur dan Kali Banger yang memiliki total luas kawasan 46,8 Ha dengan ketinggian o,5 mdpl rata-rata. Tambak Lorok mengalami penurunan tanah (land subsidence) sebesar 9-10 cm pertahun.



Batas-batas Wilayah Tambak Lorok :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Jalan Arteri Utara

Sebelah Barat : PLTUG

Sebelah Timur : Kali Banger


Penggunaan lahan terbagi atas permukiman sebesar 32,4 Ha, wilayah pelabuhan 3,2 Ha, penggunaan untuk kolam/tambak 11,2 Ha dan Tambak Lorok mengalami penurunan tanah (land subsidence) sebesar 9-10 cm per tahun. Tambak Lorok sebagian besar masyarakatnya bermata-pencaharian sebagai nelayan, sehingga masyarakat di daerah ini sumber kehidupannya sangat tergantung dari hasil laut dan daerah ini juga dikenal sebagai permukiman nelayan. Keberadaan permukiman nelayan sangat berkaitan erat dengan sumber penangkapan ikan, daerah distribusi hasil tangkapan dan daerah pantai, dimana pantai ini harus mudah dicapai oleh publik dengan sistem transportasi dan jaringan jalan yang baik, diperkaya dengan berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan budaya yang mempesona tanpa harus merusak lingkungannya (Budihardjo, 1997). Semakin meningkat pertumbuhan populasi menyebabkan permasalahan permukiman di Desa Tambak Lorok, antara lain kepadatan dan kekumuhan.


PROFIL KEPENDUDUKAN

Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Tambak Lorok adalah sebesar 30.678 jiwa yang terbagi ke dalam 5 RW, yaitu RW 12 hingga RW 16. Dari seluruh jumlah penduduk tersebut 30.675 merupakan penduduk Warga Negara Indonesia (terdiri dari 14.424 laki-laki dan 16.251 perempuan) serta 3 penduduk merupakan Warga Negara Asing (terdiri dari 1 laki-laki dan 2 perempuan).


Posisinya yang berada di kawasan sekitar pelabuhan, kampung Tambak Lorok masuk dalam kategori kawasan kumuh dengan kepadatan > 750 jiwa/Ha dan memiliki jumlah keluarga miskin mencapai 970 KK. Tambak Lorok menyumbang 36,02% kemiskinan di Kelurahan Tanjung Mas, dimana dari 970 KK miskin tersebut memiliki tanggungan jumlah keluarga ≤ 3 adalah 595 KK, tanggungan ≥ 4 adalah 358 KK dan tanggungan ≥ 8 adalah 16 KK.


Perkembangan Kawasan Tambak Lorok terjadi dalam beberapa fase. Pada dasarnya, masyarakat Kawasan Tambak Lorok merupakan masyarakat nelayan karena terletak di pesisir dan memiliki sifat kebaharian yang masih sangat kental. Namun migrasi yang terjadi pada dekade 1970-an perlahan-lahan mulai merubah karakter kawasan ini. Pada dekade tersebut, mulai tumbuh industri-industri baru yang berlokasi di sekitar Kawasan Tambak Lorok, yang sebagian besar bekerja bukan sebagai nelayan. Dengan demikian, penduduk di kawasan Tambak Lorok kemudian dapat dikelompokkan sebagai penduduk nelayan dan non-nelayan. Entitas nelayan sendiri terbagi menjadi 3 tipologi, yaitu nelayan penangkap ikan, nelayan pekerja, dan nelayan penyedia jasa sewa perahu. Sedangkan non-nelayan terdiri dari buruh, pegawai, dan pedagang. Secara garis besar sebaran tipologi warga di kawasan tambak lorok bagian utara, tepi kali mati dan pantai, dihuni mayoritas oleh para nelayan. Sedangkan di bagian selatan dan bagian tengah dihuni oleh non-nelayan. Selain nelayan dan penjual ikan segar maupun ikan olahan serta buruh, penduduk di Kawasan Tambak Lorok juga banyak yang bekerja sebagai pedagang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang berdagang di pasar maupun membuka warung warung di rumahnya.


MASALAH DI TAMBAK LOROK

Sebagian besar penduduk di Tambak Lorok merupakan migran dari berbagai daerah yang menetap di Tambak Lorok. Pada awalnya penduduk tersebut berurbanisasi agar mendapat penghidupan yang lebih layak, namun karena keterbatasan kualitas serta kemampuan yang kurang memadai dalam lapangan pekerjaan maka penduduk tersebut memilih untuk berprofesi sebagai nelayan maupun buruh dengan bertempat tinggal di Tambak Lorok meskipun dengan keadaan yang sangat tidak layak untuk permukiman. Penduduk tersebut lebih memilih bertempat tinggal di Tambak Lorok karena keterbatasan ekonomi serta dekat dengan mata pencaharian. Hal ini menyebabkan tingkat kemiskinan di Tambak Lorok semakin meningkat karena upah profesi nelayan maupun buruh sangat minim.


Keadaan tingkat kemiskinan tersebut diperparah dengan kondisi lingkungan yang sangat tidak layak serta sering terkena rob. Sebagian besar permukiman warga terendam rob dan biaya perbaikannya sangat tinggi sementara kondisi perekonomiannya sulit. Keterbatasan kemampuan penduduk migran juga menyebabkan banyak penduduk tersebut menganggur, hal ini tentu berbahaya karena dengan kebutuhan hidup yang semakin tinggi sementara pemasukan sangat minimum akan mempertinggi resiko tingkat kriminalitas di Tambak Lorok.


Tingkat kemiskinan yang tinggi tentu dapat menyebabkan berbagai permasalahan seperti kualitas lingkungan yang buruk baik dalam segi fisik maupun sosial. Secara fisik, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi penduduk tidak memperhatikan kualitas lingkungan seperti pembuangan sampah disebelah permukiman menyebabkan penyumbatan dalam sistem drainase. Hal ini tentu berdampak buruk bagi kesehatan karena tingkat pencemaran yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Secara sosial, tingkat kemiskinan yang tinggi dapat menyebabkan tingkat kriminalitas bertambah.


 
 
 

Comments


You Might Also Like:
Web1
Web2
Web3
Web4
Web1
Sudut-Sudut Tambak Rejo
4
1
2
About Us

Kami adalah kelompok 1 B pada mata kuliah teknik komunikasi tahun 2017, di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.

 

Read More

 

© 2017 by Going Places. Created with Wix.com

bottom of page